Foto: Kepala PKM Bolo Nurjanah. |
Bima, TalkingNEWSntb.com -- Kepala Puskesmas (PKM) Bolo Kabupaten Bima Nurjanah bersama 5 orang perwakilan Dikes Kabupaten Bima menghadiri kegiatan fasilitasi implementasi PONED yang digelar oleh Dikes Provinsi NTB. Kegiatan tersebut berkangsung selama tiga hari yakni mulai 10-12 Agustus 2023, bertempat di hotel Grand Legi Kota Mataram.
Sebagai gambaran, bahwa PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar) yakni pelayanan untuk menanggulangi kasus–kasus kegawat daruratan obstetri (kebidanan) dan neonatal (bayi baru lahir) yang diimplementasikan di setiap Puskesmas.
Sedangkan PONEK adalah pelayanan obstetri neonatal esensial /emergensi komperhensif. Tujuan utama, mampu menyelamatkan ibu dan anak baru lahir melelui program rujukan berencana dalam satu wilayah kabupaten kotamadya atau provinsi.
Kepala Puskesmas Bolo Nurjanah, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/8/23) menerangkan puskesmas PONED merupakan strategi untuk persalinan aman di tingkat pelayanan dasar. Dalam rangka menekan angka kematian ibu dan anak. Disamping pencegahan lewat program KB, pemeriksaan kehamilan sesuai standar serta persalinan bersih dan aman.
Foto: Lokasi kegiatan sebelum acara dimulai. |
Dalam kegiatan itu, para peserta juga suguhkan data terkait tingkat kematian ibu dan anak di NTB. Tercatat, kematian ibu ada kecenderungan meningkat berdasarkan SDKI 2012 AKI di NTB sebesar 251/100.000.
Begitu pula dengan laporan dari kabupaten/kota, jumlah kasus kematian ibu di Provinsi NTB
selama 5 (lima) tahun terakhir juga meningkat. Pada Tahun 2017 tercatat jumlah
Kematian Ibu sebanyak 85, meningkat menjadi 99 di Tahun 2018. Setelah itu terjadi sedikit
penurunan menjadi 97 di Tahun 2019. Jumlah Kematian Ibu kembali meningkat pada dua
tahun terakhir, yaitu 122 kematian ibu di tahun 2020 dan 144 Kematian Ibu pada tahun 2021
(Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2021).
Sementara, angka kematian bayi se Provinsi NTB telah mengalami penurunan dalam kurun waktu 2003-2012, namun masih berada di atas angka nasional. Menurut data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), AKB Provinsi NTB pada tahun 2007 sebesar 72/1000 kelahiran hidup, mengalami penurunan menjadi 57/1000 kelahiran hidup.
Dan angka nasional pada tahun yang sama adalah 35 dan 32 per 1000
kelahiran hidup. Menurut hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 (LF SP2020), AKB
mengalami penurunan pada Tahun 2020 yaitu sebesar 24,64/1000 kelahiran hidup.
"Bila dibandingkan dengan target AKB nasional Tahun 2020 yang terdapat dalam RPJMN 2020- 2024 yaitu 20,6/1000 kelahiran hidup, maka AKB di Provinsi NTB masih berada di bawah target nasional," tandas Nurjanah.
Penurunan ini terlihat pula pada jumlah Kematian Bayi berdasarkan laporan dari kabupaten/
kota dalam kurun 5 Tahun terakhir yaitu tahun 2017-2021. Di tahun itu dilaporkan sebesar 953, menurun menjadi 866 pada Tahun 2018, menjadi 863 di Tahun
2019 hingga 2021.
"
Percepatan penurunan kematian ibu dan anak dilakukan melalui peningkatan akses pelayanan, peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu dan bayi, peningkatan pemberdayaan
masyarakat, dan penguatan tata kelola. Juga empaoint yang dibahas sebelumnya, termaksud PONED dan PONIK," paparnya.
Oleh karena itu, ke depan pihaknya akan memberiakan pelayanan semakskmal mungkin, dengan penerapan program-program yang dimaksud sebagai upaya dalam menekan kematian ibu dan anak.
"Kita akan tetap berusaha memberikan pelayanan yang maksimal terhadap pasien, dalam hal ini ibu hamil dan bayi," pungkasnya. (Khan)
Editor:Agus