Foto: Kades Ndano Muhammad Sidik. |
Bima, TalkingNEWSntb.com -- Perkembangan teknologi lewat digitalisasi kian hari lajunya semakin pesat. Lewat digital, semua dipermudah. Baik pekerjaan, akses informasi yang cepat dan lain sebaginya. Bahkan, saat ini masyarakat daerah maupun Kota di seluruh Indonesia, berlomba-lomba memanfaatkan digital (gadget) untuk mendapatkan penghasilan lewat konten dan sebagainya.
Sebagai masyarakat yang ikut merasakan dampak dari perkembangan teknologi ini, tentu saja sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Pemerintah Pusat yang telah memaksimalkan program digitalisasi di Indonesia.
Namun yang perlu digaris bawahi, bahwa tidak semua masyarakat desa ikut menikmati perkembangan teknologi saat ini. Sepeti yang dialami oleh warga Desa Ndano Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Di tengah pesatnya perkembangan digital, Desa Ndano seakan termajinalkan dengan kondisi sulitnya sinyal HP untuk berkomunikasi. Hal ini, harusnya menjadi perhatian serius Pemerintah terkait.
Kades Ndano Muhammad Sidik mengutarakan bahwa sejak beberapa dekade terakhir, keluhan masyarakat kaitan dengan fasilitas umum yakni sulitnya mendapatkan sinyal HP. Padahal, tehnologi sekarang semua serba canggih, harusnya keluhan seperti ini, sudah tidak ada lagi.
"Tapi fakta di lapangan berbeda. Orang lain sudah bicara digitalisasi, kita di sini masih meraba-raba sinyal. Ini cukup miris," tutur Kades Ndano, Senin (20/3/23).
Muhammad Sidik juga menambahkan, bahwa Desa Ndano merupakan lokasi wisata kolam renang kawasan hutan Madapangga, yang setiap Minggunya ramai dikunjungi warga. Tentunya, harus didukung dengan jaringan seluler yang bagus (sinyal). Sehingga pengunjung dapat dengan cepat mengabadikan moment wisata di akun sosial medianya.
"Apalagi Desa Ndano ini merupakan desa penghubung jalan lintas negara. Masa sinyal HP saja timbul tenggelam," tuturnya.
Oleh sebab, dirinya berharap kepada Pemerintah baik Daerah, Provinsi maupun Pusat untuk segera mencarikan solusi terbaik terkait keluhan warga Ndano yang sudah berpuluhan tahun tersebut.
"Keluhan kami ini semoga mendapat atensi pemerintah," pinta dia.
Terpisah, Sekretaris Kominfostik Kabupaten Bima M. Firdaus saat dikonfirmasi via seluler mengatakan, bahwa sebelumnya, Dinas Kominfostik Kabupaten Bima telah berupaya menghadirkan Tower BTS dari Kementrian Kominfo. Namun setelah di survei, ternyata ada sinyal, hanya saja sering hilang (blank sinyal.
"Sedangkan syarat agar tower BTS itu masuk, statusnya harus black sinyal atau sinyal tidak ada sama sekali," tambahnya.
Namun sebagai langkah alternatif, guna menindaklanjuti usulan pada Musrembang Kecamatan Madapangga 2023 ini, pihaknya bersama Bappeda telah membahas kaitan solusi menghadirkan sinyal di beberapa Dusun yang ada di Madapangga. Termaksud, Desa Ndano.
"Ini solusi sementara. Kita sudah usulkan ke Bappeda untuk membangun tiang yang fungsinya menerima dan mancarkan sinyal. Mudah-mudahan usulan ini bisa lolos dan dieksekusi 2024 nanti," pungkasnya. (Khan)
Editor: Agus