Tranding Rennate, Dijadikan Alat Pencabut Nyawa -->
Cari Berita

iklan 970x90 px

Tranding Rennate, Dijadikan Alat Pencabut Nyawa

TalkingNewsNTB.com
23 Januari 2020

Korban saat berada di rumah duka.

TalkingNEWS.asia--Sebuah merek obat jenis racun serangga yang bernama Rennate ini, seakan tak asing lagi didengar, bahkan menjadi tranding topik pembahasan bagi publik akhir-akhir ini. Bagai mana tidak, obat jenis insektisida ini kerap menjadi alat pencabut nyawa bagi seseorang yang ingin mengakhiri hidupnya, agar terlepas dari persoalan duniawi.

Korbannya pun tidak pandang bulu, bisa menimpa seseorang yang masih usia muda maupun tua. Seperti yang menimpa seorang gadis belia bernama Vika Afrilia Zainudin (15) Pelajar RT03 Desa Runggu Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Ia nekat mengambil jalan pintas akhiri hidup dengan meneguk Rennate, pada Rabu (22/1/20).

Kapolres Bima AKBP Gunawan Tri Hatmoyo S.I.K . melalui Kasubag Humas Polres Bima IPTU Hanafi mengungkapkan peristiwa naas tersebut, terjadi sekira pukul 15:00 (Wita) di kediamannya desa setempat.

Awal kejadiannya, kata Hanafi, korban bersama teman kelasnya menuju toko obat di jalan baru Desa Talabiu untuk membeli sebuah obat Rennate, dengan alasan diberikan pada temannya asal Desa Renda untuk keperluan pertanian. Usai membeli obat itu, korban pun pulang ke rumahnya, begitupun sang teman juga kembali kerumahnya," jelas Hanafi.

Lanjut Hanafi, Namun sekira pukul 15:00 (Wita) tiba-tiba Ibu korban (Suharti red) memanggil Warga setempat karna mendengarkan korban kejang-kejang dan menendang pintu kamar yang saat itu dalam posisi terkunci.

" Warga yang datang langsung mendobrak pintu kamar dan melihat korban posisi tergelatak di lantai dengan kondisi tidak sadarkan diri," ucap Hanafi.

Atas peristiwa itu, pihak keluarga langsung membawa korban ke PKM Cenggu, namun setelah diperikasa petugas medis ternyata korban sudah tidak bernyawa. Sehingga jenazah almarhumah pun dipulangkan ke rumah duka desa setempat.

Kata Hanafi, berdasarkan hasil pemeriksaan pihak medis bahwa korban meninggal murni karna bunuh diri, selain itu didukung dengan barang bukti di TKP, yakni ditemukan obat insektisida jenis Rennate. Sementara dari pihak Keluarga, menerima kematian korban sebagai musibah dan menolak untuk diotopsi. 

Dirinya menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Bima, agar penyelesaian masalah tidak dengan cara pintas dan mengakhiri hidup, sebab masih banyak jalan keluar yang ditempuh. Selain itu, juga membentengi diri melalui Iman dan taqwa yang kuat, sehingga tidak mudah tergoda dengan pikiran yang sesat," pintanya. (TN.01)