Foto: Sejumlah massa aksi saat dinegosiasi oleh pihak Polsek Madapangga. |
Bima, TalkingNEWS -- Aksi blokade jalan lintas negara di Desa Bolo Kecamatan Madapangga Bima NTB, pada Kamis (4/11/21) sore memanas.
Warga yang enggan membuka jalan terpaksa harus bersitegang dengan aparat kepolisian yang tiba di lokasi pukul 16:13 wita. Akibat tak ada titik temu antara kedua belah pihak kericuhan pun tak terelakan. Sejumlah warga melempari aparat dengan batu, kemudian aparat pun membalas dengan tembakan peringatan dan gas air mata. Alhasil massa aksi lari berhamburan.
Kericuhan itu tak berlangsung lama, setelah para tokoh desa setempat turun tangan dengan melakukan pendekatan persuasif, hingga situasi pun berhasil diredam.
Pantauan di lapangan, aksi yang berlangsung sekira dua jam itu mengakibatkan arus lalulintas lumpuh total hingga kemacetan sampai ratusan meter. Namun setelah jalan dibuka pukul 16:20 Wita arus lalulintas kembali normal.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun menyebutkan, blokade jalan secara spontanitas itu dipicu karena salah satu siswa asal Desa Bolo yang belajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) Baiturahman Desa Sondosia Kecamatan Bolo meninggal dunia saat jam sekolah berlangsung.
Korban yang diketahui bernama Rasya (13) berstatus siswa Distabilitas itu ditemukan warga meregang nyawa di sungai Sondosia yang tak jauh dari sekolah tempatnya belajar. Parahnya lagi, jenazah korban diantar ke rumah duka tanpa didampingi pihak sekolah.
Hal itu, micu reaksi aksi dari keluarga korban dan sejumlah warga Desa Bolo, hingga blokade jalan pun terjadi. Warga meminta pertanggungjawaban dari pihak sekolah karena dinilai ceroboh tak perhatikan siswa hingga mengakibatkan korban meninggal dunia.
Hingga berita dirilis, terlihat Kepala SLB di Sondosia dan beberapa guru mengunjungi rumah duka usai aksi berlangsung yang dikawal ketat oleh sejumlah pihak kepolisian. (Khan)
Editor: Agus